Mengenang Kembali Musibah Gempa dan Tsunami Yang Melanda Aceh 10 Tahun yang Silam
Kisahnya begini,saat itu saya masih duduk di bangku kelas 4 di Sekolah Dasar Negeri 10 Seunuddon yang terletak di kampung saya.Hari itu adalah hari libur ,yaitu hari minggu kelabu tanggal 26 Desember 2004...saya dan saudara saya ,sebutlah namanya Muhammad Nasir pergi ke tambak tempat sepupu saya bekerja...Singkat cerita terjadilah gempa dahsyat saya saat itu tidak begitu mengerti berapa ukuran skala Richter-nya ,luar biasa hingga menghempaskan air,membuat ombak di dalam tambak dan sungai.Kami ketakutan di buatnya kami kira inilah akhir hidup dan akhir dari dunia ini tapi Allah Azza wajalla masih memberi peringatan kepada hamba-Nya tercinta.
Selang beberapa lama goncangan bumi pun perlahan lahan berhenti , lalu kami segera bergegas ingin pulang saat itu jam menunjukkan lebih kurang pukul 07.35 Wib ..Sesampai di rumah saya masih sempatnya menontn film kartun yang sangat di gemari anak-anak kala itu yaitu : Grensazer dan Doraemon yang di putar bergantian...
 |
| sumber gambar : siefya.com |
Saat itu saya belum makan dan ibu menyuruh makan terlebih dahulu ,makan dengan seadanya dengan lauk pisang rebus...saya kurang menyukainya saya kurang nafsu makan hari itu....akhirnya saya terlena sejenak dengan film -film kartun yang saya tonton....
Sahabat,tiba-tiba ada warga yang berteriak" air..air.....,air telah mendekat,"Teriak salah seorang pemuda di kampung kami.Lalu saya dan saudara laki-laki saya tidak tinggal diam lagi dan mempersiapkan barang-barang atau baju yang bisa kami gunakan di kehidupan yang akan kami lanjutkan sesudahnya jika air telah menyapu semua rumah kami.Kala itu saya sudah bisa berpikir jauh ke depan ...saya masukkan baju ke dalam tas,saudara saya (adik kandung saya) juga berkemas ..saya hampir lupa dengan ibu saya yang baru 50 hari bersalin setelah melahirkan adik saya yang bernama Mila Ramadhani,beliau dengan kakak saya Muliana terus meminta pertolongan yang akhirnya mereka dapat pertolongan dengan menumpang mobil yang biasanya digunakan sebagai angkutan umum di kecamatan kami...Alhamdulillah mereka keluarga saya semuanya selamat ..
Kembali ke cerita saya dan adik saya Nasir , kami mendayung sepeda untuk melarikan diri dari marabahaya yang akan menimpa kami ini..segera mendayung dengan tenaga yg tersisa ini tanpa makan pagi saya saat itu....kami bergantian mengayuh sepeda yang dibeli oleh Ayah kami tercinta Abdussalam sebagai hadiah prestasi belajar juara 1 yang kami raih di sekolah ....ayah sangat menyayangi kami hingga saat ini ....akhirnya saya dan adik Nasir tibalah di tempat yang kami anggap aman yaitu sebuah pesantren kecil yang bernama Najmul huda di desa Meunasah Geudong kami sangat berhutang budi pada mereka yang telah memberi kami makan siang dan pertolongan sebisanya.kemudian kami beristirahat disana untuk menghilangkan lelah dan rasa letih yang mendera tubuh kecil kami maklum saya saat itu masih berumur 10 tahun dan adik saya 8 tahun kami berjarak setahun...
Tibalah saatnya akmi ahrus mencari keluarga kami kembali,ibu ,kakak,dan adik-adik saya yang lain...oa,ayah saya saat itu tidak ada di rumah beliau masih dalam perjalanan menuju Bireun tempat orang meninggal,belum sampai di tujuannya mobil yang ditumpangi ayah balik putar haluan pulang karena jalan pun banyak yang sudah rusak ,robek ,karena gempa tadi...mobil yang ditumpangi ayah memang mobil rombongan dari kampung kami....
Singkat cerita kami telah mengetahui keberadaan ibu,kakak,dan adik-adik kami yang lain mereka berada di pengungsian yang terletak di depan mesjid desa Panteu Breuh saya lupa nama mesjidnya..
akhirnya kami mohon pamit kepada ustadz2 yang ada di pesantren tadi karena kami telah dijemput oleh seseorang yang tahu dimana keluarga kami sekarang.Kami pun pergi dan sampailah ditujuan.Saya sangat senang bisa bertemu kembali dengan mereka saya tidak mengingat lagi akan harta benda kami yang bisa diperoleh kembali di masa yang akan datang ,yang terpenting adalah berkumpulnya keluarga kami....selang beberapa waktu ayah pun tiba ke tempat kami setelah beberapa waktu mencari kesana kemari karena ramai sekali orang di persimpangan jalan Panteu breuh menuju Ulee Rubek saat itu...
........Bersambung.........
COMMENTS